Ad Code

Responsive Advertisement

KARAKTERISTIK PETUGAS DIKAITKAN DENGAN KELENGKAPAN DAN KETEPATAN WAKTU SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS SE KABUPATEN TAKALAR


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam tujuan pembangunan kesehatan yang menuju Indonesia Sehat 2010 berbunyi yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujut derajat kesehatan masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Departemen Kesehatan RI,2004).
Dalam era reformasi ada yang tentunya akan membawa perbaikan dari sistem yang telah ada, khususnya dibidang informasi dan perencanaan terbetik harapan bahwa kegiatan pencatatan dan pelaporan terpadu akan memperoleh perhatian yang sejajar dengan kegiatan-kegiatan puskesmas yang lain, sehingga penyusunan perencanaan dan penentuan kebijaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas akan lebih menjanjikan dan menyentuh hajat hidup masyarakat.
SP2TP di puskesmas merupakan sistem informasi kesehatan yang menjadi bahan masukan untuk pihak puskesmas maupun pihak Dinas Kesehatan kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi bahkan Departemen Kesehatan Pusat. Pelaksanaan program SP2TP di Indonesia secara formal di laksanakan pertama kali pada tahun 1981 di puskesmas Sidoarjo dan Kotamadya Probolinggo di Jawa Timur (Uji Coba). Serta Propinsi NTB Kabupaten Lombok Barat, namun pada tahun 1991 di keluarkan lagi peraturan baru tentang sistem pencatatan dan pelaporan yang baru yang berdasarkan surat edaran Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat tentang petunjuk pelaksanaan  No.143/Binkesmas/1991 (Depkes, RI. 1992). Namun dalam peraturan ini terlalu banyak variabel yang dirasakan membebankan petugas sehingga di keluarkan lagi keputusan Direktur Jenderal Binkesmas No. 590/BM/DJ/V/1996 tentang penyederhanaan SP2TP serta tidak adanya laporan lain dari puskesmas selain SP2TP (Depkes RI, 1997)
Akan tetapi walaupun terjadinya penyederhanaan seperti diterangkan dari hasil interverentasasi laporan yang masuk di pusat tercermin bahwa penyederhanaan masih belum mengatasi kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP).
Hal itu terbukti pada Departemen Kesehatan Pusat, bahwa jumlah rata-rata laporan  yang diterimah berkisar antara 40% hingga 50% laporan masih terdapat kesalahan terutama dalam hal salah pengisian dan tanpa adanya koreksi. Pengiriman dilakukan secara kumulatif (2 – 3  triwulan dikirim sekaligus), keterlambatan pengiriman  dan pada saat pengiriman, laporan tidak secara lengkap.
Dengan tersedianya SP2TP dharapkan dapat di pergunakan sebagai bahan informasi dan manajemen kesehatan pada tingkat puskesmas dan kemudian dapat dipergunakan untuk perencanaan program kesehatan. Namun yang terjadi sekarang puskesmas cenderung tidak secara teratur membuat SP2TP-nya sehingga terkadang informasi-informasi baru dari pihak puskesmas tidak diketahui oleh pihak yang berwenang. Hal ini terjadi karena masih kurangnya motifasi dari petugas SP2TP dalam melaksanakan tugasnya melakukan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu di puskesmas (Wijono,1997).
Berdasarkan tinjauan laporan eksekusif Kanwil Depkes RI tahun 1996 hingga tahun 1999 menyatakan bahwa dilihat dari aspek ketepatan pengiriman laporan, terdapat 5 Propinsi yang sangat baik dan konsisten dalam pengiriman laporan bulananya yaitu Propinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Timur. Kalimantan Tengah dan Bali, sedangkan laporan triwulan ada 5 propinsi yaitu Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Jambi dan Nusa Tenggara Timur, sedangakan untuk Sulawesi Selatan laporan bulananya 50-80% dan laporan triwulan kurang dari 25% (Depkes RI,2002).
Khusus untuk Kabupaten Takalar yang telah mencanamkan dirinya menuju pembangunan sehat 2007 yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya telah melakukan berbagai upaya melalui beberapa kegiatan salah satunya sistem informasi kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna, sehingga mampu menyediakan data dan informasi yang akurat, tepat waktu, serta sesuai kebutuhan dalam mendukung sistem manajemen kesehatan tingkat kabupaten, namun kenyataanya untuk melengkapi data dan informasi kesehatan serta data data terkait dengan kesehatan masih terdapat beberapa kendala terutama data dan informasi dari pelayanan  kesehatan  yang ada dirasakan masih kurang akurat dan tepat waktu.
Mengingat laporan SP2TP ini sangat penting maka kelengakapan mutlak diperlukan guna mempermudah penyusunan perencanaan dan pemantauan kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang karakteristik petugas dikaikan dengan kelengkapan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu pada puskesmas Se-Kabupaten Takalar.

B. Batasan Masalah
Untuk menciptakan data dan informasi yang lengkap serta akurat sesuai dengan defenisi sebenarnya ,diperlukan suatu Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas yang baik dan sesuai dengan prosedur yang diterapkan. Sehingga perlu untuk melihat karakteristik petugas dikaitkan dengan kelengkapan dan ketepatan waktu Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu pada Puskesmas Se-Kabupaten Takalar

C.  Rumusan Masalah  
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi pertanyaan penelitian  adalah Sebagai Berikut :
1.      Bagaimana Pelatihan petugas dikaitkan dengan kelengkapan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) Se-Kabupaten Takalar.
2.      Bagaimana Beban Kerja Tambahan Petugas di kaitkan dengan kelengkapan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada puskesmas Se-Kabupaten Takalar
3.      Bagaimana Pengetahuan petugas dikaitkan dengan kelengkapan sistem Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada puskesmas Se-Kabupaten Takalar.

D.  Tujuan Penelitian
1.   Tujuan Umum     
Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik petugas dikaitkan dengan  kelengkapan dan ketepatan waktu pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada puskesmas Se-Kabupaten Takalar.
2.   Tujuan Khusus
a.       Untuk mendapatkan informasi tentang  Pelatihan petugas dikaitkan dengan kelengkapan dan ketepatan waktu Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada puskesmas Se-Kabupaten Takalar.
b.      Untuk mendapatkan informasi tentang Beban Kerja Tambahan petugas dikaitkan dengan kelengkapan dan ketepatan waktu Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada puskesmas Se-Kabupaten Takalar.
c.       Untuk mendapatkan informasi tentang Pengetahuan petugas dikaitkan dengan kelengkapan dan ketepatan waktu Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada puskesmas Se-Kabupaten Takalar.
E.   Manfaat Penelitian
1.      Merupakan bahan berharga bagi penulis suatu hari kelak.
2.   Sebagai bahan informasi bagi pihak puskesmas sebagai tempat penelitian  dalam rangka pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang baik
3.   Sebagai bahan acuan referensi bagi institusi dan adik-adik mahasiswa di STIK Tamalatea Makassar.
4.      Merupakan bahan perbandingan bagi peneliti sebelumnya.

 
DAFTAR PUSTAKA

A. Arsunan Arsin, Stang, Cara-Cara Penyusunan Skripsi, Fakultas FKM, Unhas, 1999

A  Minanjaya Gde, Manajemen Kesehatan, Jakarta, EGC, 1999.

Ayu Istiqa Sari, Ketepatan Pelaporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) Pada Puskesmas Se Kota Makassar : FKM, Unhas, Makassar, 2002.

Agus Salim, Kerakteristik Ketepatan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas Bulanan Oleh Petugas SP2TP dengan Ketersediaan Formulir Di Puskesmas Kabupaten Kendari, 1999

Buchari Lapau 1995).

Buku Laporan Tahunan Kanwil Depkes Sul-Sel, 1998.

Siswanto Bedjo, Manajemen Tenaga Kerja, Sinar Baru, Bandung, 1986.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, anonimos, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departeman Kesehatan, 1998.

Depkes RI, Sistem Kesehatan Nasional, 1987.

Depkes RI, Pedoman Stratafikasi Puskesmas,1991.

Depkes RI, Pemanfaatan Data Dari SP2TP, Jakarta, 1993.

Depkes RI, Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I, Jakarta 1995.

Depkes RI, Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia, Jakarta, 1995.

Depkes RI, Buku Petunjuk SP2TP Seri C, Jakarta 1996.

Depkes RI, Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I, Depkes RI, 1990/1998.

Depkes RI, Indonesia Sehat 2010,  Jakarta, 1999.
Hasibuan, Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan, PT Gunung Agung,1989.

Hartavia Bachrun, Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pelaporan Puskesmas di Semua Puskesmas Se Kota Makassar, FKM, Unhas, Makassar, 2000.

Kanwil Kesehatan Sul-Sel, Profil kesehatan Sulawesi Selatan, 1998.

Menteri Penataran Peningkatan Wawasan Kependudukan Guru Agama (PWKGA) Islam TK, SD, SLTP, Dan SMU Tingkat Propinsi Sulawesi Selatan, Kanwil Depdikbud, Propinsi Sulawesi Selatan, 1995.

Martha Parubah, Studi Pelaksanaan Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Di Rumah Sakitdaerah Lalipadada Kabupaten Tana Toraja Propinsi Sulawesi Selatan, Program Ekstensi, FKM, UNHAS, Makassar, 2000.

Noor Bachry Noer, Diktat Puskesmas, Jurusan AKM/GIZI, FKM, Unhas, Ujung pandang, 1980.

Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan I, Penerbit PT Aneka Cipta, Jakarta, 1994.

Noor Bachry Noer, Puskesmas Buku I, Jurusan AKM/GIZI, FKM, UNHAS, Ujung Pandang, 1990

Ngatimin, (dikutip oleh Hartavia Bachrun, 2000)

Napitupulu Dan Ngatimin (dikutip oleh Suadiyatama, 2000).

Rusli Ngatimin, upaya Menciptakan Masyarakat Sehat di Puskesmas, FPS, Unhas, Makassar, 1997.

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, 1992.

Posting Komentar

0 Komentar